Electricity Lightning

Rabu, 01 Oktober 2014

Renungan remaja "FOKUS"

    Selamat malam sobat, kali ini gue akan nge repost lagi dari renungan harian Youth. Kali ini sobat juga baca postingan gue bareng siapa? Sendiri? Sama pacar?
Atau sama gebetan kalian? *ini sangat lebay*
     Renungannya diambil dari Amsal 14. Qoute ayatnya "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut" (Amsal 14:12). Ceritanya seperti ini:  Suatu kali, seorang tetangga minta tolong diantat ke terminal bus antar kota. Karena jaraknya hanya 1,5 km, si A tidak keberatan mengantarnya. Saat itu, si A hanya punya motor & tentunya mengantar tetangga tersebut dengan motor dong. Kondisi saat itu gerimis & jalanan licin. Si tetangga berpikir, karena dia seorang lelaki dewasa jadi lebih pantas dia yg ngesetir, si A yang masih anak SMA yang di bonceng aja. Baru jalan sekitar 300 m, motor mereka pun oleng & braakk#*!! Jalanan sepi, gak ada lobang di jalan yang membahayakan. Dia nabrak rumah orang yang posisinya 'tusuk sate'. Alhasil si A luka luka, 3 biji kerikil kecil nancap di kaki si A yg menjadi bekas.
     Sobat, jalani hidup itu bukan asal bangun, tidur, makan, sekoalh, kuliah, da bersenang senang. Bukan sekedar ke gereja dan ikut kegiatan rohani lainnya. Setiap hal yang kita jalani harus kita lakoni dengan fokus. Karena tidam semua hal yang kita lakukan itu jalannha lurus alias benar. Kita harus hati hati & fokus melijay apakah jalan yg kita tempug itu baik, membahayakan atau merugikan. Misalnya, kita rajin ke sekolah dan bergaul dengan banyak teman. Banyak teman itu bagus. Tetapi fokus, lihat dulu apakah mereka membawa penharuh yang baik buat kita atau tidak. Kita rajin beribadah bahkan sangat sibuk melayani. Tetapi, lihat duku, apakah kita melakukannya untuk Tuhan atau sekedar pamer. Atau justru pelayanan yang kita lakukan membuat kita mengabaikan tugas kita sebagai pelajar dan juga anak yang memiliki tanggung jawab dalam rumah.
     Sobat, lihatlah jalan yang kita tempuh. Jangan sampai celaka. Berhati hati dan fokuslah kepada Tuhan.

Scribe,
Ramanatalia Parhusip

0 komentar:

Posting Komentar